Bermain Rangku Alu Melatih Konsentrasi
Taiching: Nusa Tenggara Timur memiliki permainan
tradisional bernama Rangku Alu yang biasa dilakukan saat musim panen. Bermain
Rangku Alu dinilai dapat melatih konsentrasi dan ketangkasan. Tak hanya
dimainkan anak-anak, Rangku Alu dapat dimainkan semua kalangan.
Masa kanak-kanak seringkali dianggap sebagai masa yang
paling berharga dan bahagia. Setelah pulang sekolah, biasanya anak-anak
bergegas untuk kembali keluar rumah untuk bermain bersama teman. Namun, seiring
perkembangan zaman, kini anak-anak banyak yang lebih memilih untuk tetap di
dalam rumah dan bermain bersama gadget yang dimilikinya. Ya, perkembangan zaman
memang luar biasa, permainan tradisional lambat laun tergeser dengan permainan
dalam bentuk digital. Padahal sebenarnya permainan tradisional tidak kalah
menarik dan kaya manfaat bagi anak-anak.
Permainan tradisional merupakan permainan yang dimainkan
oleh masyarakat di suatu daerah tertentu. Indonesia memiliki begitu banyak
permainan tradisional yang populer, salah satunya yaitu Rangku Alu yang berasal
dari Nusa Tenggara Timur. Dahulu, masyarakat
Manggarai biasa bermain Rangku Alu untuk merayakan hasil panen pertanian dan
perkebunan, sebagai bentuk rasa syukur dan bahagia. Pada saat bulan purnama,
para remaja berkumpul dan meramaikan permainan ini.
Permainan yang menggunakan bambu ini ternyata tak hanya
dimainkan anak-anak, namun permainan asal NTT ini juga dimainkan semua kalangan.
Rangku Alu biasa dimainkan di tanah lapang yang keras dan tidak berumput,
karena kalau berumput khawatir akan memicu resiko terpeleset. Alat yang
digunakan yaitu empat bambu dengan panjang masing-masing dua meter.
Pemain Rangku Alu dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok yang bermain dan kelompok yang berjaga. Kelompok yang berjaga terdiri
dari empat sampai enam orang yang membentuk persegi dan bertugas menggerakkan
bambu, masing-masing yang berjaga jongkok atau duduk dengan memegang dua bilah
bambu, begitupun dengan yang berjaga lainnya. Kelompok yang mendapat giliran
untuk bermain akan melompat di sela-sela bambu dan menghindari jepitan bambu. Terdapat
satu sampai empat orang yang mendapat giliran bermain.
Pemain akan masuk ke dalam bambu yang terbentuk bidang
persegi dan melompat-lompat sesuai irama buka-tutup bambu. Saat bermain,
biasanya bambu yang digerakkan menghasilkan nada atau irama yang berpola. Semakin
lama irama bambu dan nyanyian akan semakin cepat, maka pemain harus
pintar-pintar dalam melompat agar tidak terpeleset atau terjepit bambu. Jika
kelompok yang dapat kesempatan bermain terjepit kakinya, maka harus bergiliran
berganti tugas.
Selain sarana hiburan, Rangku Alu juga dapat menjadi sarana
edukasi dan pembentukan karakter diri. Bermain Rangku Alu dapat melatih
konsentrasi dan melatih ketepatan dalam bertindak, karena tak hanya
melompat-lompat asal, namun dalam permainan ini perlu fokus antara gerak kaki
dan gerak bambu yang dimainkan harus sesuai. Kalau tidak fokus atau tidak
konsentrasi, nantinya kaki pemain akan terjepit bambu atau malah terpeleset.
Kelincahan juga dapat dilatih dalam permainan Rangku Alu. Karena,
semakin lama irama bambu dan nyanyian akan semakin cepat, otomatis kaki pemain
harus bergerak cepat dan mengubah arah secara cepat tanpa terganggu
keseimbangannya mengikuti irama. Rutin bermain Rangku Alu juga dapat melatih
kekuatan otot kaki dan tentu akan memberi pengaruh baik untuk daya tahan tubuh.
Tari Rangku Alu
Ketukan bambu yang membentuk pola ritme yang saling
berhubungan dengan lompatan pemain dalam Rangku Alu mengakibatkan para pemain
seolah-olah melakukan gerakan tari, hingga lahirlah tari Tari Rangku Alu khas
Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Dalam tarian ini, permainan tersebut
dikreasikan dengan berbagai gerakan dan pengiring yang menghasilkan sebuah
kreasi seni yang begitu khas dan indah.
Dalam tari tradisional Rangku Alu, para pemain atau penari
menggunakan baju adat khas Manggarai, yaitu baju bero, ikat kepala, dan kain
songket khas Manggarai. Tarian ini biasa dimainkan oleh enam hingga delapan
orang pemegang bambu dengan beberapa orang yang menari bergantian.
Gerakan tarian ini sebenarnya berasal dari gerakan para
penari saat menghindari jepitan bambu, dan didominasi gerakan kaki yang sesuai.
Gerakan penari dan pemain atau penggerak bambu kemudian dipadukan dengan irama
musik dan lagu daerah khas NTT. Dalam pertunjukan seni Tari Rangku Alu ini
diiringi oleh alunan muik tradisional seperti gendang dan gong.
Tari Rangku Alu telah menjadi salah satu tarian tradisional
yang cukup populer di daerah Manggarai. Karena bentuk warisan budaya yang wajib
dilestarikan, tarian ini sering ditampilkan dalam berbagai kesempatan penting,
seperti acara perayaan, budaya, dan penyambutan tamu penting. Tari Rangku Alu
yang lahir dari sebuah permainan tradisional ini juga menjadi daya tarik
tersendiri bagi para pengunjung yang datang ke NTT, terutama Manggarai, Flores.
(T-1)
Terbit di: https://indonesia.go.id/ragam/seni/kebudayaan/bermain-rangku-alu-melatih-konsentrasi
Comments
Post a Comment